MALAM LAILATUL QADAR
Oleh
Oleh
Syaikh Salim bin 'Ied Al-Hilaaly
Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid
Keutamaannya
sangat besar, karena malam ini menyaksikan turunnya Al-Qur'an Al-Karim, yang
membimbing orang-orang yang berpegang dengannya ke jalan kemuliaan dan
mengangkatnya ke derajat yang mulia dan abadi. Umat Islam yang mengikuti sunnah
Rasulnya tidak memasang tanda-tanda tertentu dan tidak pula menancapkan
anak-anak panah untuk memperingati malam ini, akan tetapi mereka berloma-lomba
untuk bangun di malam harinya dengan penuh iman dan mengharap pahala dari
Allah.
Inilah wahai
saudaraku muslim, ayat-ayat Qur'aniyah dan hadits-hadits nabawiyah yang shahih
menjelaskan tentang malam tersebut.
1. Keutamaan
Malam Lailatul Qadar
Cukuplah untuk
mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qadar dengan mengetahui bahwasanya
malam itu lebih baik dari seribu bulan, Allah berfirman.
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
"Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur'an pada
malam Lailatul Qadar, tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu ? Malam
Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turunlah
melaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Allah Tuhan mereka (untuk membawa)
segala usrusan, selamatlah malam itu hingga terbit fajar" [Al-Qadar : 1-5]
Dan pada malam
itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا ۚ إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
"Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam
yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam
itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari
sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui"
[Ad-Dukhan : 3-6]
2. Waktunya
Diriwayatkan
dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa malam tersebut terjadi pada
tanggal malam 21,23,25,27,29 dan akhir malam bulan Ramadhan. [1]
Imam Syafi'i
berkata : "Menurut pemahamanku. wallahu 'alam, Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau :
"Apakah kami mencarinya di malam ini?", beliau menjawab :
"Carilah di malam tersebut" [2]
Pendapat yang
paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada malam terakhir bulan
Ramadhan berdasarkan hadits Aisyah Radhiyallahu 'anha, dia berkata Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf di sepuluh hari terkahir bulan
Ramadhan dan beliau bersabda.
تَحَرَّوْا وفي رواية : الْتَمِسُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ
"Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil)
pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan" [3]
Jika seseorang
merasa lemah atau tidak mampu, janganlah sampai terluput dari tujuh hari
terakhir, karena riwayat dari Ibnu Umar, (dia berkata) : Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda.
الْتَمِسُوْ مَا فِيْ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُ كُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِي
"Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak
mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya" [4]
Ini menafsirkan
sabdanya.
أَرَى رُؤْيَا كُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيَهَا فَلْيَتَحَرَّ هَا فيْ السَّبْعِ الأَوَاخِِرِ
"Aku melihat mimpi kalian telah terjadi,
barangsiapa yang mencarinya carilah pada tujuh hari terakhir" [5]
Telah diketahui
dalam sunnah, pemberitahuan ini ada karena perdebatan para sahabat. Dari Ubadah
bin Shamit Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam ke luar pada malam Lailatul Qadar, ada dua orang sahabat berdebat,
beliau bersabda : "Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian tentang malam
Lailatul Qadar, tapi ada dua orang berdebat hingga tidak bisa lagi diketahui
kapannya; mungkin ini lebih baik bagi kalian, carilah di malam 29. 27. 25 (dan
dalam riwayat lain : tujuh, sembilan dan lima)" [6]
Telah banyak
hadits yang mengisyaratkan bahwa malam Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari
terakhir, yang lainnya menegaskan, di malam ganjil sepuluh hari terakhir.
Hadits yang pertama sifatnya umum sedang hadits kedua adalah khusus, maka
riwayat yang khusus lebih diutamakan dari pada yang umum, dan telah banyak
hadits yang lebih menerangkan bahwa malam Lailatul Qadar itu ada pada tujuh
hari terakhir bulan Ramadhan, tetapi ini dibatasi kalau tidak mampu dan lemah,
tidak ada masalah, dengan ini cocoklah hadits-hadits tersebut tidak saling
bertentangan, bahkan bersatu tidak terpisah.
Kesimpulannya.
Jika seorang
muslim mencari malam lailatul Qadar carilah pada malam ganjil sepuluh hari
terakhir : 21, 23,25,27 dan 29. Kalau lemah dan tidak mampu mencari pada sepuluh
hari terakhir, maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu 25,27
dan 29. Wallahu 'alam
3. Bagaimana
Mencari Malam Lailatul Qadar.?
Sesungguhnya
malam yang diberkahi ini, barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya,
maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Dan tidaklah
diharamkan kebaikan itu, melainkan (bagi) orang yang diharamkan (untuk
mendapatkannya). Oleh karena itu dianjurkan bagi muslimin (agar) bersemangat
dalam berbuat ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar
dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala-Nya yang besar, jika (telah)
berbuat demikian (maka) akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu.
Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إَيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barang siapa berdiri (shalat) pada malam
Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" [7]
Disunnahkan
untuk memperbanyak do'a pada malam tersebut. Telah diriwayatkan dari Sayyidah
Aisyah Radhiyallahu 'anha, (dia) berkata : "Aku bertanya, "Ya
Rasulullah ! Apa pendapatmu jika aku tahu kapan malam Lailatul Qadar (terjadi),
apa yang harus aku ucapkan ?" Beliau menjawab, "Ucapkanlah :
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
"Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan mencintai
orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku" [8]
Saudaraku
-semoga Allah memberkahimu dan memberi taufiq kepadamu untuk mentaati-Nya-
engkau telah mengetahui bagaimana keadaan malam Lailatul Qadar (dan
keutamaannya) maka bangunlah (untuk menegakkan shalat) pada sepuluh malam
terakhir, menghidupkannya dengan ibadah dan menjauhi wanita, perintahkan kepada
isterimu dan keluargamu untuk itu, perbanyaklah perbuatan ketaatan.
Dari Aisyah
Radhiyallahu 'anhuma.
كَانَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَ أَحْيَ لَيْلَهُ، وَ اَيْقَظَ أَهْلَهُ
"Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam,
apabila masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau
mengencanngkan kainnya [9] menghidupkan malamnya dan membangunkan
keluarganya" [10]
Juga dari
Aisyah, (dia berkata) :
كَانَ رَسُوْلُ اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِيغَيْرِهَا
"Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam kesepuluh (terakhir)
yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya" [11]
4.
Tanda-Tandanya
Ketahuilah
hamba yang taat -mudah-mudahan Allah menguatkanmu degan ruh dari-Nya dan
membantu dengan pertolongan-Nya- sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam menggambarkan paginya malam Lailatul Qadar agar seorang muslim
mengetahuinya.
Dari 'Ubay
Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda.
صَبِيْحَةُ لَيْلَةِ الْقَدْرِ تَطْلُعُ الشَمسُ لاَ شعاع لَهَا، كَاَنَهَا طَشْتٌ حَتَّى تَرْتَفَعُ
"Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit
tidak menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi" [12]
Dari Abu
Hurairah, ia berkata : Kami menyebutkan malam Lailatul Qadar di sisi Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda.
أَيُكُم يَذْكُرُ حِيْنَ طَلَعَ الْقَمَرُ، وَهُوَ مِشْلُ شِقِّ جَفْنَةٍ
"Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit
bulan seperti syiqi jafnah" [13]
Dan dari Ibnu
Abbas Radhiyallahu 'anhuma, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda : "(Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah,
tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar
mataharinya melemah kemerah-merahan" [14]
Disalin dari Kitab Sifat Shaum Nabi Shallallahu
'alaihi wa Sallam Fii Ramadhan, edisi Indonesia Sipat Puasa Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul
Hamid, terbitan Pustaka Al-Haura, penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata] [
BACA JUGA artikel KEAJAIBAN AL-QURAN DAN ILMU PENGETAHUAN
MELUNCUR DISINI GAN
BACA JUGA artikel KEAJAIBAN AL-QURAN DAN ILMU PENGETAHUAN
MELUNCUR DISINI GAN
No comments :
Post a Comment