"""""""WELCOME Dhafa Alfaruq " N01Akhirat.blogspot.com"""""""

Peringatan Allah dalam Al-Quran: ~ Menambatkan Hati Kepada Dunia

Peringatan Allah dalam Al-Quran:
~ Menambatkan Hati Kepada Dunia

Allah Swt berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan." (QS. Yunus: 7-8)



Dalam pandangan Allah Swt, kehidupan dunia dengan segala kenikmatannya hanya sementara. Dunia bila dibandingkan dengan kehidupan abadi di akhirat sangat kecil dan tidak berarti apa-apa.[1] Dari sini, Allah Swt yang penuh kasih senantiasa menyadarkan manusia akan kenyataan ini dan memperingatkannya agar jangan sampai manusia lebih memilih kehidupan dunia yang fana ini dan menggantinya dengan kehidupan abadi di akhirat. Karena bila hal itu yang dilakukan manusia, maka ia akan tergolong orang-orang yang tertipu.[2] Peringatan ini banyak disampaikan dalam ayat-ayat al-Quran.



Satu dari prinsi penting dalam al-Quran adalah ajakan kepada manusia untuk memperhatikan urusan akhirat, beriman kepada hari akhirat dan tidak menambatkan hati kepada dunia. Sebagai contoh, dalam surat Fathir ayat 5 Allah Swt berfirman, "Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah setan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah."



Selain peringatan transparan yang disampaikan dalam ayat ini, al-Quran juga berbicara tentang nasib orang-orang yang menambatkan hatinya pada dunia dan dengan itu kita dapat memahami peringatan Allah Swt tentang masalah ini. Surat al-Jatsiyah menyinggung masalah ini, dimana sebagian manusia melupakan masalah akhirat dan pada gilirannya, Allah Swt juga tidak memperhatikan mereka yang berujung pada mereka akan ditempatkan di neraka dan tidak akan ada yang menolong mereka.



Allah Swt dalam al-Quran menyebut balasan mereka itu dikarenakan dua hal:



1. Mengolok-olok tanda-tanda kekuasaan Allah.



2. Tertipu dengan kehidupan dunia.[3]



Dalam surat Ibrahim dijelaskan mengenai ciri khas orang-orang Kafir, dimana mereka akan merasakan azab yang sangat pedih, karena mereka lebih memilih kehidupan dunia ketimbang akhirat.[4] Dalam ayat 7-8 surat Yunus, Allah Swt telah memperingatkan bahwa begitu berharap kepada dunia dan mempercayainya[5] tidak ada balasan lain kecuali neraka. Begitu juga dalam ayat lain Allah Swt mengabarkan satu kondisi di Hari Kiamat dan mengingatkan percakapan-Nya dengan sekelompok jin dan manusia seperti ini, "Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata, "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir."



Dengan dasar ini, tidak mempedulikan tanda-tanda kekuasaan Allah dan melupakan pertemuan dengan Allah di Hari Kiamat, semuanya berasal dari tertipunya manusia akan dunia. Sekarang dengan memperhatikan semua peringatan ini, apakah Allah Swt telah menyiapkan solusi untuk mengobati sifat cinta dunia dan tertipunya manusia di hadapan dunia?



Tak syak bahwa al-Quran menjadi obat penyembuh penyakit hati orang-orang yang mencintai Allah. Al-Quran telah menyiapkan obat bagi penyakit dan sifat buruk ini. Dalam banyak ayat al-Quran telah dijelaskan bagaimana caranya mengobati manusia yang begitu mencintai dunia. Di ini akan dijelaskan dua metode umum yang diambil dari sejumlah ayat al-Quran:



Pertama, mendorong dan memotivasi manusia untuk mencari keutamaan akhirat, memfokuskan mereka kepada nikmat-nikmat ukhrawi dan mengingatkan akah azab ilahi. Boleh dikata ada sekitar sepertiga dari ayat-ayat al-Quran yang berbicar tentang teman ini. Sejatinya, ini merupakan jalan terbaik untuk mengobati penyakit cinta dunia. Karena kebanyakan manusia mencintai dunia demi hidup yang enak dan senang. Sekarang, bila senantiaa disampaikan kepadanya bahwa apa yang diinginkannya tidak bisa terealisasi semuanya, kecuali di akhirat dan hanya di akhirat saja manusia dapat merasakan kenikmatan yang abadi, maka tak ragu lagi manusia akan terdorong untuk mencari kenikmatan abadi akhirat dan mengurangi kecintaannya akan dunia.



Kedua, mengingatkan manusia akan nasib orang-orang terdahulu. Kaum yang disebutkan al-Quran memiliki harta yang banyak,[6] dan memiliki tanah yang luas,[7] tapi mereka mendapat siksa ilahi dan binasa. Mereka ternyata tidak kekal di dunia dan tidak mampu menyelamatkan diri dari azab ilahi.



Memperhatian dua hal ini dan memikirkannya dapat menjadi cara terbaik untuk mengobati penyakit cinta dunia.



Sumber: Hoshdar-ha va Tahzir-haye Qorani, Hamid Reza Habibollahi, 1387 Hs, Markaz-e Pajuhesh-haye Seda va Sima.

SEMOGA Bermanfaat


No comments :

Post a Comment

SARAN & KRITIK SERTA PERTANYAAN SERTAKAN PADA KOLOM KOMENTAR